Rahmat-Nya di dunia yang sementara ini (ar-Rahman) meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa membedakan antara si muslim dan si kafir. Nikmat kita bisa bernafas di dunia ini berasal dari Allah dan ini tidak hanya diperuntukan bagi si Muslim tetapi berlaku untuk semua makhluk, tapi apakah ia kekal? Tentu tidak, setelah ia mati ia tidak bisa lagi menikmati nikmatnya bernafas.
Sedangkan rahmat yang kekal adalah rahmat-Nya di akhirat (ar-Rahim), tempat kehidupan yang kekal, yang hanya akan dinikmati oleh makhluk-makhluk yang mengabdi kepada-Nya. Bukankah kita mengatakan keimanan kita adalah sebuah nikmat? Adakah ia hanya bisa kita rasakan didunia saja? Tentu tidak, kenikmatan ini akan terbawa ke alam berikutnya, baik alam barzah maupun alam akhirat, bahkan nilainya berlibat ganda dari kenikmatannya saat didunia.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al-Fatihah: 1) “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al-Fatihah: 3)
“Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 43) “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (Al-A’raf: 156) “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (Al-Hajj: 65)
Oleh karenanya, Allah berfirman di akhirnya: “Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (An-Nahl: 81)
Dalam hadits disebutkan bahwa Allah mengatakan kepada Al-Jannah: “Engkau adalah rahmat-Ku yang denganmu Aku merahmati siapa yang Kukehendaki dari hamba-Ku.” Allah juga berfirman:
“Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (Yusuf: 64)
Ya Rahman, Engkaulah pemilik cinta sejati, kami memohon kpd-Mu kuatkan kami 'tuk mencintai seluruh umat manusia apapun ia, bagaimanapun ia.
Ya Rahim, Engkaulah pemilik kasih sayang yang tulus, beri kami kekuatan 'tuk menyayangi dgn sepenuh jiwa kepada saudara2 seiman kami karena cinta kami kpd-Mu
Ya Allah Rahmatmu Selalu Menyertai Hamba-mu (orang - orang yang beriman, Tawadhu, dan Istiqomah)
0 komentar:
Posting Komentar