SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Antony, psikolog dari Lembaga Psikologi Dr Soetomo turut menanggapi maraknya aksi bunuh diri yang terjadi belakangan ini. Menurutnya, bunuh diri paling sering terjadi diakibatkan oleh adanya tekanan, depresi ataupun penyakit mental lainnya.
"Penyebab faktor bunuh diri bisa disebabkan karena depresi. Depresi adalah penyakit yang ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan dan kehilangan minat terhadap kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan dengan senang hati, " kata Antony kepada memorandum.co.id.
Selain itu, faktor bunuh diri juga bisa dilatarbelakangi gangguan bipolar. Di mana bipolar merupakan suasana hati yang cepat berubah dari rasa yang bahagia menjadi sangat sedih dan putus asa.
"Kemudian bisa juga disebabkan karena skizofrenia, yakni gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap," cakapnya.
Faktor lain timbulnya bunuh diri juga bisa disebabkan karena stres traumatis. Traumatis dimana kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis. Misalnya kecelakaan, pelecehan seksual, mengalami kekerasan fisik, dan lain sebagainya.
"Takut kehilangan juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab orang menghilangkan nyawa sendiri. Takut akan kehilangan seseorang bisa membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Misalnya berkaitan dengan hal akademik, perundungan atau bullying, " ungkapnya.
"Faktor lain adalah seseorang yang membutuhkan bantuan. Seseorang ingin mencoba mengakhiri hidupnya bukan karena benar-benar ingin mati. Akan tetapi, ia tidak mengetahui bagaimana caranya untuk mendapatkan bantuan," paparnya.
Kemudian penggunaan zat dan impulsif juga bisa menjadi faktor orang bunuh diri. Dalam hal ini, pengguna narkoba dan alkohol cenderung bertindak lebih impulsih dan spontan. Selanjutnya adalah mengalami penyakit kronis berakibat stres dan depresi kerena penyakitnya tidak kunjung sembuh.
Terisolasi secara sosial seperti kehilangan teman atau pasangan, sakit fisik maupun mental juga bisa menjadi salah satu penyebab orang bunuh diri, " jelasnya.
Antony menerangkan, untuk mencegah hal tersebut harus memahami, pentingnya manfaat membangun kesehatan mental.
"Seseorang dengan mental yang sehat akan memiliki pikiran yang lebih terfokus dan terarah sehingga memudahkan untuk mengumpulkan konsentrasi sehingga dapat melakukan aktivitas dengan maksimal, " jelasnya.
Kesehatan mental, kata Antony adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan yang terciptanya penyesuaian diri antara manusia dangan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat.
Pihaknya menelaah sejumlah faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Menurutnya kesehatan mental seseorang dapat berubah yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, pelecehan seksual, trauma masa lalu, pola hidup tidak sehat, dan cedera otak.
"Jadi kesehatan mental sangat penting diperhatikan pada setiap tahap kehidupan, dari kecil hingga dewasa, " paparnya.
Antony menjelaskan bahwa kondisi gangguan mental bunuh diri akan sangat bergantung pada kerentanan masing-masing individu.
"Kalau tekanan yang sama diberikan pada dua orang berbeda, mungkin satu akan mengalami depresi, namun satunya bisa jadi tidak. Ini bergantung pada seberapa rentan seseorang ketika mendapat tekanan. Jadi belum tentu bisa memicu atau menularkan ke orang lain untuk ikut bunuh diri, " ujarnya.
Antony mengatakan berbagai studi penelitian menyebutkan, kunci keluarga yang tanggung jawab itu adalah keluarga yang memiliki komitmen, bisa meluangkan waktu bersama, komunikasinya positif dan apresiatif atau penghargaan dan memberikan motivasi untuk melakukan sesuatu secara lebih maksimal.
"Sehingga pembentukan karakter dalam keluarga ini akan tumbuh dengan kesejahteraan spiritual yang baik. Hal ini mengindikasikan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pembinaan kesehatan mental sejak dini, " pungkasnya. (alf)