PSIKOLOGI ”Kasuistik Seorang Istri Tega Membacok Suaminya”

SURABAYA - Beberapa Minggu yang lalu terjadi penganiayaan di jalan Pandugo, Rungkut,Surabaya, Rabu (30/8/2023). Seorang wanita tega menganiaya suaminya sendiri diduga karena korban menganggur. Keduanya kerap bertengkar ketika suami tidak memiliki pekerjaan. Korban (Suami) dalam keseharianya bekerja sebagai tukang bangunan. Sedangkan, sang istri kerap marah ketika pasangannya itu sedang tidak ada pekerjaan alias menganggur.

Sementara itu, Kapolsek Rungkut Kompol Muhammad Fakih membenarkan peristiwa pembacokan itu. Dia menduga, sang istri, yakni AP (44), menyabetkan pisau ke arah suaminya, MS (50). 

Korban pria luka robek di pelipis, kepala, lengan dan perutnya, kemudian istrinya tanpa luka," kata Fakih.  

Fakih mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus pembacokan tersebut. Polisi menduga, alasan sang istri tega membacok suaminya karena ekonomi.

Tapi semuanya belum bisa dimintai keterangan karena yang perempuan shock, yang korban laki-laki luka parah," jelasnya.(TribunJateng.com)

Analisa  Psikolog 

Faktor penyebab KDRT terjadi sebenarnya dipengaruhi banyak variabel diantaranya, terjadi perselingkuhan, masalah ekonomi, budaya patriarki (laki - laki cenderung mendominasi), campur tangan pihak ketiga, dan adanya perbedaan prinsip. 

Penyebab tersebut sering di ikuti dengan terjadinya kekerasan fisik dan non fisik dengan cara melakukan perlawanan terhadap kekerasan yg menimpanya

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan wanita melakukan pembunuhan terhadap suami selain adanya faktor kesempatan, insentif dan penilaian subjektif, juga adanya keterbangkitan emosi marah. 

Keterbangkitan emosi marah ini bersumber dari akumulasi terhadap ketidakpuasan dalam perkawinan, dan dipicu oleh konflik perkawinan yang dialaminya secara terus menerus sehingga menimbulkan frustasi pada si pelaku.

Padahal wanita dipercaya memiliki sifat ramah, penuh kasih sayang, sensitif, hangat dan ekspresif serta seringkali digambarkan lebih toleran dan lebih mampu menghadapi masalah tanpa perlu menunjukkan tingkah laku anti sosial. 

Jadi kasus pembacokan istri terhadap suaminya tampaknya berlawanan dengan asumsi jati diri sosok wanita sebenarnya.

Dari hasil studi penelitian menunjukkan bahwa wanita dan pria memiliki kesamaan dalam melakukan agresi (KDRT), baik ekspresi kemarahan maupun pengendaliannya memiliki kesamaan. 

Namun, wanita tetap menyadari secara fisik mereka lebih lemah dari pria sehingga dalam mengembangkan strategi-strategi yang memungkinkan untuk dilakukan, mereka (wanita) menunggu korbannya lengah.

Untuk mengetahui apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Psikiater dan Psikolog

 

Antony, SPsi

 
 

 

 

 

Read More