Dalam salah satu sabdanya, Nabi Muhammad Saw. bersabda, "Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas." Sabda Nabi ini menegaskan bahwa kota Mekah dimana Ka'bah berada, merupakan pusat bumi, dan penelitian ilmiah membuktikan hal ini.
Rabu, 25 Juli 2012
"BISMILLAHI ALLAHU AKBAR"..."Keajaiban Ka'bah Sempat Gegerkan Nasa
Seperti dikutip dari berbagai sumber, termasuk dari VIVAnews Forum, salah satu yang mengetahui kebenaran sabda Rasululan adalah Neil Amstrong, astronot berkebangsaan Amerika yang menjadi orang pertama yang menginjakkan kakinya di bulan.
Ketika
Amstrong sedang melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil
gambar planet bumi, ia berkata, “Planet bumi ternyata menggantung di
area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya?”
Selain
Amstrong, astronot lain juga menemukan fakta bahwa planet bumi
mengeluarkan semacam radiasi, yang kemudian diketahui sebagai medan
magnet. Penemuan ini sempat mengguncang National Aeronautics and Space Administration (NASA),
badan antariksa Amerika Serikat, dan temuan ini sempat dipublikasikan
melalui Internet. Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website
yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya, seolah memang
sengaja dihapus demi kepentingan tertentu.
Namun demikian,
keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau
radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tempat dimana Ka’bah berada.
Yang lebih mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite
(tidak berujung). Hal ini terbuktikan ketika para astronot mengambil
foto planet Mars, radiasi tersebut masih tetap terlihat. Para peneliti
Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan
menghubungkan antara Ka’bah di planet bumi dengan Ka’bah di alam
akhirat.
Di
tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang
bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan
kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak
sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup
lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak
kekuatan gravitasi. Bahkan jika kita mengelilingi Ka’bah, maka
seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius.
Penelitian
lainnya mengungkapkan, batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia
dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah museum di Inggris, ada tiga
buah potongan batu dari Ka'bah tersebut, dan pihak museum juga
mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem
tata surya kita.
Dalam salah
satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda : "Hajar Aswad itu diturunkan
dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu
Adamlah yang menjadikannya hitam."
Bukti lain
Prof.
Hussain Kamel, seorang ilmuwan, juga menemukan fakta bahwa Mekah memang
pusat bumi. Penemuan terjadi saat ia meneliti suatu cara untuk
menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan
ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati
dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan jarak antara
benua-benua tersebut dengan Mekah. Ia memulai untuk menggambar
garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan
garis lintang.
Setelah dua
tahun melakukan pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh
program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan
variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan
apa yang ditemukan, bahwa Mekah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari
kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik
pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada
waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua
tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar
Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang
sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi
lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi
teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk
selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar
lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah
itu seolah-olah menunjuk ke Mekah.
Dalam Al
Qur'an, Allah berfirman; "Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an
dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura
(penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya..."
(asy-Syura: 7)
Kata ‘Ummul
Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya
menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain
hanyalah berada di sekelilingnya.
Dulu, sebelum
bumi menjadi seperti keadaannya yang sekarang, planet tempat tinggal
manusia dan jin ini ditutupi air (samudera). Kemudian gunung api di
dasar samudera meletus dengan dahsyat, memuntahkan lava dan magma dalam
jumlah yang teramat banyak, yang kemudian membentuk gundukan tanah
serupa bukit. Di bukit ini lah Ka’bah berdiri. Studi ilmiah membuktikan,
batu basal yang ditemukan di kota Meka merupakan batuan purba. Jadi
jelas, setelah kawasan Mekah terbentuk, daratan meluas hingga seperti
saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar