Rabu, 17 November 2010

Menlu: RI dan Saudi Kecam Penyiksaan Sumiati



By Elin Yunita Kristanti, Bayu Galih - Selasa, 16 November

VIVAnews -- Luar biasa siksaan yang dialami Sumiati binti Salan Mustapa, tenaga kerja yang bekerja di Madinah, Arab Saudi.
Tubuhnya mengalami luka bakar di beberapa titik. Kedua kakinya nyaris lumpuh, kulit tubuh dan kepalanya terkelupas, jari tengah retak, alis matanya rusak. Dan yang lebih parah, bibir bagian atasnya hilang. Diduga, luka-luka di sekujur tubuhnya adalah akibat siksaan majikannya.

Soal Sumiati, Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan Kementerian Luar Negeri sedang keras untuk menunjukkan kepedulian dan keberpihakan pada perempuan malang itu.
Semalam, tambah dia, pejabat konsulat jenderal Indonesia sudah menjenguk dan melihat langsung kondisi Sumiati.

"Kondisinya itu digambarkan oleh pihak medis stabil namun tentu beliau mengalami penganiayaan yang sangat luar biasa sifatnya. Dan bukan saja secara fisik, melainkan juga ada cedera dalam," kata Marty di Kantor Kepresidenan, Selasa 16 November 2010.
Konsulat, tambah dia, juga telah menunjuk seorang dokter untuk mendampingi Sumiati. Dokter tersebut berkewarganegaraan Indonesia dan sudah berpraktek di Arab selama 5 tahun.

"Sekarang fokus kita adalah segera memperoleh medical record kondisi beliau. Bukan saja untuk perawatan melainkan juga adalah untuk proses hukum selanjutnya," kata dia.
Pejabat Deplu juga sudah berangkat ke Mataram untuk menjemput paman Sumiati, sebagai perwakilan keluarga. "Bahkan paspor sudah siap sudah mereka tinggal berangkat menuju Saudi untuk memberikan dukungan kepada Ibu Sumiati dalam situasi ini."
Bagaimana respon pemerintah Arab Saudi?

"Kita sudah menyampaikan sikap mengecam apa yang telah terjadi. Dan perlu digarisbawahi di sini pemerintah Saudi juga mengecam dan juga menganggap ini tindakan yang tidak patut yang melanggar peri kemanusiaan," kata Marty.

"Dan bersama kita untuk memastikan bahwa pihak yang melakukan ini dihukum ." Saat ini pelaku sedang diproses pihak kepolisian.
Yang tak kalah penting, tambah Marty, adalah memastikan situasi serupa tak berulang lagi di masa depan.

0 komentar: