Senin, 01 November 2010

PBB: Asia Pasifik Paling Rentan Bencana Alam

Suasana di suatu desa di lereng Merapi pasca semburan awan panas


By Renne R.A Kawilarang - Kamis, 28 Oktober

VIVAnews - Negara-negara di Asia-Pasifik empat kali lebih rentan dihantam bencana alam ketimbang di Afrika, bahkan 25 kali lebih rentan ketimbang di Eropa dan Amerika Utara.

Demikian menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-bangsa.
Laporan "The Asia Pacific Disaster Report 2010" disusun oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk kawasan Asia dan Pasifik (ESCAP) dan Badan PBB Urusan Strategi Internasional untuk Penanggulangan Bencana (UNISDR). Dipublikasikan Selasa, 26 Oktober 2010, ini merupakan kali pertama PBB menyusun laporan khusus mengenai bencana alam di Asia-Pasifik.

"Bencana alam telah menimbulkan dampak yang tidak sepadan bagi pembangunan manusia di kawasan ini," demikian menurut laporan itu, seperti yang dimuat di laman ESCAP.
Laporan ESCAP-UNISDR juga menyorot kurangnya kapasitas studi bencana alam yang komprehensif di Asia-Pasifik. Maka pemerintah-pemerintah di kawasan ini harus meningkatkan kerjasama terpadu untuk menyusun rencana penanggulangan bencana.

Bencana alam menunjukkan ironi bagi Asia-Pasifik. Kawasan ini mampu menyumbang seperempat dari total pertumbuhan ekonomi global berdasarkan tingkat produk domestik bruto (GDP). Namun, bencana alam di Asia-Pasifik menghasilkan 85 persen dari total korban tewas di penjuru dunia dan 42 persen dari kerugian ekonomi global.
Laporan itu juga menilai bahwa kerugian akibat bencana alam diperparah oleh kemiskinan. Tingkat kerentanan lebih besar diderita warga miskin dan ini berasal dari ketimpangan sosial-ekonomi dan lingkungan alam.

"Sepanjang ketimpangan itu tidak diatasi, mereka yang terus-menerus berisiko dihantam bencana alam akan tetap miskin dan kian rentan pula diterpa bencana. Situasi ini menciptakan lingkaran setan sehingga sulit untuk keluar," kata Noeleen Heyzer, Sekretaris Eksekutif ESCAP, dalam pernyataan bersama dengan Magaretha Wahlstrom, Utusan Khusus PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana. (umi)

0 komentar: